Teknik Pembelajaran Kooperatif Untuk Siswi

Teknik Pembelajaran Kooperatif Untuk Siswi – Nurhadi menggambarkan model pembelajaran kolaboratif sebagai membangun diskusi kelompok kecil yang bertujuan untuk meningkatkan dan mencapai tujuan pembelajaran serta menjadikan lingkungan belajar lebih bermanfaat.

Dalam model pembelajaran kooperatif STAD, siswa dikelompokkan ke dalam kelompok-kelompok kecil yang disebut kelompok. Seluruh kelas kemudian diberikan demonstrasi pelajaran tersebut. Siswa kemudian diberikan tes. Nilai-nilai individu digabungkan menjadi nilai-nilai kelompok. Pada model pembelajaran kooperatif jenis ini, meskipun siswa dinilai secara individual, siswa tetap didorong untuk bekerja sama untuk meningkatkan kinerja dan keberhasilan tim. Jika baru pertama kali digunakan di kelas anda, sebaiknya guru mengenalkan model pembelajaran kooperatif STAD kepada siswa terlebih dahulu.

Teknik Pembelajaran Kooperatif Untuk Siswi

Teknik Pembelajaran Kooperatif Untuk Siswi

Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Round Table atau Rally Table, guru dapat memberikan kategori tertentu kepada siswa, misalnya kata yang diawali huruf “a”. Selanjutnya, mintalah siswa untuk bergiliran menulis satu kata pada satu waktu.

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di Smpn 5 Bangkalan

Model pembelajaran kooperatif jenis ini sebenarnya merupakan gabungan antara pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Pada model pembelajaran kooperatif TAI, siswa menerima level individu berdasarkan tes penempatan dan dapat melanjutkan ke level berikutnya berdasarkan tingkat kecepatan belajarnya. Jadi setiap anggota kelompok mempelajari unit konten yang berbeda. Teman kelompok akan memeriksa pekerjaan anggota kelompok lainnya dan menawarkan bantuan jika diperlukan. Di akhir unit, tes diberikan tanpa bantuan teman kelompok dan poin diberikan. Kemudian setiap minggu guru akan menjumlahkan seluruh satuan materi yang diselesaikan kelompok dan memberikan sertifikat atau hadiah jika berhasil melampaui kriteria yang telah ditetapkan dan banyak poin tambahan bagi kelompok yang anggotanya memperoleh nilai sempurna. Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe TAI ini adalah karena siswa bertanggung jawab memeriksa pekerjaan temannya, maka guru mempunyai waktu lebih banyak untuk membantu kelompok kecil yang banyak menemui hambatan belajar, yaitu kumpulan anggota kelompok dalam satuan. . tingkat. .itu masalah yang sama. Banyak penelitian yang melaporkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TAI sangat efektif digunakan dalam pengajaran.

Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diuji oleh Elliot Aronson dan kawan-kawan di Universitas Texas, kemudian diadaptasi oleh Slavin dan kawan-kawan di Universitas John Hopkins (Arends, 2001). Tujuan dari pembuatan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini adalah untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri maupun terhadap pembelajaran anggota kelompok lainnya. Mereka diminta untuk mempelajari materi yang menjadi tanggung jawabnya, karena selain mereka, mereka juga harus mengajarkan materi tersebut kepada anggota kelompoknya yang lain. Pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, rasa saling ketergantungan antar siswa sangat tinggi. Setiap siswa dalam model pembelajaran kooperatif ini menjadi anggota dari dua kelompok, yaitu (1) kelompok asal dan (2) kelompok ahli. Kelompok lokal dibentuk dengan anggota yang berbeda-beda. Dalam kelompok asal ini mereka akan berbagi tugas mempelajari topik tersebut. Setelah semua anggota kelompok pertama mendapat tugasnya, mereka keluar dari kelompok pertama untuk membentuk kelompok ahli. Kelompok ahli adalah kelompok yang terdiri dari anggota-anggota kelompok yang bertugas mempelajari topik yang sama (berdasarkan kesepakatan mereka pada kelompok pertama). Setelah mempelajari topik tersebut di kelompok ahli, mereka akan kembali ke kelompok asal dan mengajarkan topik yang menjadi tanggung jawabnya kepada anggota kelompok lainnya.

Dengan menggunakan model pembelajaran kolaboratif Jigsaw, tugaskan setiap siswa dalam setiap kelompok untuk membaca seperempat halaman bacaan atau teks dari setiap mata pelajaran, misalnya PKn, atau seperempat topik yang harus mereka baca atau ingat. Setelah setiap siswa selesai membaca, mereka saling mengajar/menjelaskan materi yang ditugaskan atau bekerja sama untuk membuat satuan materi yang utuh ketika menyelesaikan suatu kegiatan atau teka-teki.

Model pembelajaran kooperatif jenis ini merupakan modifikasi dari model Jigsaw. Jigsaw II dikembangkan oleh Robert Slavin pada tahun 1980, dimana seluruh anggota kelompok pertama mempelajari topik yang sama, hanya saja masing-masing anggota fokus mengkaji bidang tertentu dari topik tersebut. Setiap anggota homegroup harus menjadi ahli dalam beberapa bagian dari topik yang sedang dipelajari. Seperti Jigsaw, di Jigsaw II mereka harus mengajarkan keterampilan mereka kepada anggota tim aslinya secara bergantian.

Meningkatkan Partisipasi Siswa Dengan Metode Pembelajaran Jigsaw

Model pembelajaran kooperatif jenis ini dikembangkan oleh Timothy Hedeen (2003). Bedanya dengan tipe Jigsaw, jika pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw anggota kelompok ahli mengajarkan keterampilannya hanya kepada anggota kelompok pertama saja, maka pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw siswa yang berada dalam kelompok ahli hanya mengajarkan keterampilannya kepada anggota kelompok pertama saja, maka pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw anggota kelompok ahli mengajarkan keterampilannya hanya kepada anggota kelompok pertama saja, maka pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw siswa yang berada dalam kelompok ahli hanya mengajarkan keterampilannya kepada anggota kelompok pertama. mengajar. keterampilan mereka (hal-hal yang telah mereka pelajari atau pelajari) kepada seluruh kelas.

Pada model pembelajaran kooperatif versi NHT, mintalah siswa untuk menomori dirinya dalam kelompok 1 sampai 4. Ajukan pertanyaan dan berikan batasan waktu tertentu untuk menjawabnya. Siswa mengangkat tangan jika dapat menjawab pertanyaan guru. Guru memanggil sebuah nomor (antara 1 dan 4) dan meminta semua siswa dari semua kelompok yang memiliki nomor tersebut untuk menjawab pertanyaan. Guru menilai siswa yang menjawab dengan benar dan melalui diskusi mengembangkan pemahaman siswa terhadap jawaban pertanyaan.

Model pembelajaran kooperatif TGT mirip dengan model pembelajaran kooperatif STAD, namun yang membedakan hanyalah kuis diganti dengan putaran mingguan (Slavin, 1994). Dalam model pembelajaran kooperatif ini, siswa berkompetisi dengan siswa dalam kelompok lain untuk menyumbangkan poin kepada kelompoknya. Sistem tertentu digunakan agar permainan atau turnamen berfungsi dengan baik. Penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran kolaboratif TGT efektif meningkatkan hasil belajar siswa.

Teknik Pembelajaran Kooperatif Untuk Siswi

Dalam pembelajaran kooperatif tiga langkah (disebut juga pemecahan masalah tiga langkah) dilakukan 3 langkah untuk memecahkan masalah. Pada langkah pertama, guru menyampaikan suatu permasalahan yang dapat menimbulkan perbedaan pendapat kemudian mengajukan serangkaian pertanyaan kepada seluruh siswa di kelas. Pada tahap kedua, siswa berperan sebagai pewawancara dan wawancara secara berpasangan. Kemudian, pada langkah ketiga, setelah wawancara pertama dilakukan, mitra berganti peran: pewawancara bertindak sebagai orang yang diwawancarai dan sebaliknya, orang yang diwawancarai menjadi orang yang diwawancarai. Setelah semua pasangan menetapkan peran, masing-masing pasangan dapat bergiliran membagikan atau memberikan hasil wawancara kepada seluruh kelas. Model pembelajaran kooperatif jenis ini (wawancara tiga langkah) efektif dalam mengajar siswa memecahkan masalah.

Ptk 2019 Pdf

Model pembelajaran kooperatif tiga langkah berhasil ketika guru berhenti secara berkala selama diskusi atau presentasi dan mengajak siswa untuk meninjau kembali apa yang mereka katakan selama diskusi kelompok. Siswa dalam kelompok tersebut dapat meminta klarifikasi kepada anggota lain atau menjawab pertanyaan anggota lain. Misalnya setelah berdiskusi tentang proses kompleks yang terjadi pada tubuh manusia, misalnya pencernaan, siswa dapat membentuk kelompok dan meninjau proses diskusi tersebut serta mengajukan pertanyaan klarifikasi.

Penelitian kelompok adalah kelompok kecil untuk membimbing dan mendorong siswa dalam pembelajaran yang terlibat. Metode ini menuntut siswa untuk memiliki keterampilan komunikasi dan keterampilan proses kelompok. Langkah-langkah pembelajaran pada model pembelajaran GI adalah sebagai berikut: 1) Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok, 2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan tugas kelompok yang harus dilakukan, 3) Guru memanggil kelompok tersebut. pemimpin memanggil materi tugas secara kerjasama dengan kelompoknya, 4) Setiap kelompok membahas materi tugas secara kerjasama dengan kelompoknya, 5) Setelah selesai, setiap kelompok diwakili oleh ketua kelompok atau salah satu anggotanya menyampaikan hasil diskusinya kepada milik mereka. , 6) Kelompok lain dapat memberikan jawaban atas hasil diskusinya, 7) Guru memberikan penjelasan singkat (explanation) jika ada kesalahan berpikir dan memberikan kesimpulan, 8) Evaluasi.

Model pembelajaran kolaboratif ini memberikan banyak kesempatan kepada setiap siswa untuk mengenali dan menunjukkan partisipasinya kepada orang lain dalam memecahkan suatu masalah. Pembelajaran kelompok kooperatif merupakan cara yang efektif untuk mengubah pola diskusi kelas yang akan dibuka oleh setiap anggota kelompok. Dimana pelaksanaannya dimulai dari pertama kali siswa membentuk kelompoknya, kemudian setiap kelompok diberikan waktu selama 15 menit untuk mempelajari materi yang akan dibahas. Dahulu guru menyiapkan soal sesuai indikator (kartu menanyakan pertanyaan) yang ditempel di dinding kelas (depan, samping, belakang) dengan jarak tertentu. Setiap kelompok berdiri di depan kartunya, guru menetapkan jam untuk mulai menulis, siswa harus menyelesaikan satu jawaban saja dalam waktu yang ditentukan oleh guru, kemudian masing-masing kelompok secara bergiliran menyelesaikan jawaban sesuai jamnya, dan seterusnya. . Di akhir seluruh kegiatan terdapat diskusi kelas dan sesi tanya jawab.

Model pembelajaran kooperatif pengajaran interaktif dikembangkan oleh Brown & Paliscar (1982). Pengajaran paralel juga merupakan model pembelajaran kooperatif yang mengharuskan siswa membentuk pasangan ketika berpartisipasi dalam percakapan (percakapan atau diskusi) tentang suatu teks (materi pembelajaran). Setiap anggota pasangan akan bergiliran membaca teks dan bertanya, memunculkan dan menjawab pertanyaan. Model pembelajaran interaktif ini memungkinkan siswa berlatih menggunakan keterampilan metakognitif seperti menjelaskan, menanya, memprediksi, dan menyimpulkan. Model pengajaran kooperatif ini dikembangkan berdasarkan kenyataan bahwa siswa dapat belajar secara efektif dari siswa lain. Baca artikel lebih detail tentang model pembelajaran kooperatif (parallel teaching).

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Sma Plus Munirul Arifin Nw Praya Tahun Pelajaran 2023/2024

Model Pembelajaran Kolaboratif CIRC (Integrated Collaborative Reading Composition) merupakan model pembelajaran yang sengaja dirancang untuk mengembangkan keterampilan membaca, menulis, dan keterampilan berbahasa lainnya baik pada tingkat dasar maupun menengah. Pada model pembelajaran kooperatif jenis ini, siswa tidak hanya mendapat kesempatan belajar melalui pemaparan langsung guru mengenai keterampilan.

Artikel Terkait

Leave a Comment